Kamis, 20 Juli 2017

DI BAWAH MATAHARI TERBIT


Penulis                   Nino Oktorino
Judul                      Di Bawah Matahari Terbit 
Subjudul                Sejarah Pendudukan Jepang di Indonesia 1941-45
Penerbit                 Elex Media Komputindo
Ukuran                   14 x 21 cm
Halaman                300
ISBN/EAN             9786020288116               

Kemerdekaan Indonesia mulai terbentuk perwujudannya dengan kedatangan pasukan Jepang.Kekalahan Sekutu yang begitu cepat meyakinkan bangsa Indonesia bahwa kekuasaan Belanda tidaklah bersifat kekal.Namun,Jepang juga membuat banyak perubahan struktural dalam masyarakat Indonesia. Secara sengaja atau tidak sengaja, hal tersebut memastikan bahwa kekuasaan Belanda tidak akan pernah pulih kembali di Indonesia. Semua orang Eropa dan kebanyakan orang Indo-Eropa dengan cepat disingkirkan ke dalam kampkamp tawanan.

Singkatnya, masa pendudukan Jepang membuat bangsa Indonesia memiliki kesadaran politik untuk menolak penjajahan, membiasakan para pemimpin pergerakan untuk memegang kepemimpinan politik secara nasional, dan menyiapkan bangsa Indonesia untuk melakukan perlawanan persenjata guna memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.

MESIN MILITER HITLER


Penulis                   Nino Oktorino
Judul                      Mesin Militer Hitler 
Subjudul                Waffen-SS dan Luftwaffe
Penerbit                 Elex Media Komputindo
Ukuran                   14 x 21 cm
Halaman                364
ISBN/EAN             9786020295381               

Setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I, Sekutu yang menang perang mendiktekan Perjanjian Ver­sailles, yang di an­taranya berisi ketentuan pembatasan kekuatan militer negeri itu: tentara Jerman dibatasi jumlahnya hingga 100.000 orang saja, di­tambah 15.000 orang pelaut. Jerman juga dilarang memiliki ka­pal selam, tank dan meriam berat sementara angkatan udaranya dibu­barkan. 

Sekalipun dari luar tampaknya mematuhi Perjanjian Versailles, para pemimpin Reichswehr, tentara baru Jerman pasca-perang, sebenarnya mengakali banyak ketentuan yang dipaksakan oleh Se­kutu kepada Jerman. Di bawah kepemimpinan Hans von Seeckt, Reichs­wehr membangun sebuah inti angkatan udara rahasia di Rusia lewat kolaborasi dengan rezim Komunis Uni Soviet. Selain itu, sementara membentuk sebuah kader kepemimpinan elite ba­ru dari orang-orang terbaik yang diizinkan bergabung dengan Reichswehr, von Seeckt secara diam-diam memelihara kekuatan cadangan yang besar dalam apa yang secara longgar disebut sebagai Freikorps—berbagai perkumpulan veteran dan pendukung sayap kanan yang anti-komunis. 

Hitler dan kaum Nazi di kemudian hari memetik keuntungan besar dari kebijakan rahasia von Seeckt ini. Dari kalangan Freikorps, Hitler menarik banyak orang yang menjadi inti dari cikal bakal pa­sukan elitenya, Waffen-SS. Sementara itu, dengan bantuan Hermann Göring, ia kemudian membangun angkatan udara Jerman yang baru, Luftwaffe, dengan menggunakan banyak spesialis yang te­lah dididik di Rusia lewat program rahasia von Seeckt. 

Setelah Hitler berkuasa dan membatalkan Perjanjian Versailles, Luftwaffe dan Waffen SS dijadikan barisan militer kesayangan sang Führer. Hal ini sebagian dikarenakan, dibandingkan Heer (Ang­kat­an Darat) dan Kriegsmarine (Angkatan Laut) Jerman, ke­dua ke­kuatan bersenjata itu relatif telah dinazifikasikan: Waffen-SS me­­rupakan sebuah formasi militer Partai Nazi sementara Göring, to­koh terpenting Nazi kedua setelah Hitler, memimpin Luftwaffe. Selama Perang Dunia II, baik Luftwaffe maupun Waffen-SS sendiri menjadi mesin militer dan mesin teror andalan Hitler dalam perang penaklukannya. Inilah kisah mereka.

FORGOTTEN LEGIONS


Penulis                   Nino Oktorino
Judul                      Forgotten Legions 
Subjudul                Kisah Pasukan Sekutu Poros di Front Timur
Penerbit                 Elex Media Komputindo
Ukuran                   19 x 23 cm
Halaman                236
ISBN/EAN             9786020439600               

Tidak seperti Blitzkrieg di Polandia, Norwegia, Denmark, Negara-negara Rendah dan Prancis, serangan Hitler ke Uni Soviet pada tanggal 22 Juni 1941 terseok-seok di hamparan luas tanah di sebelah barat Rusia. Terkejut dengan kegigihan perlawanan dan besarnya kekuatan militer Tentara Merah, orang Jerman menemukan dirinya terperosok ke dalam perang yang berlarut-larut dan menelan korban besar. Hitler menyadari bahwa ia harus meminta bantuan pasukan dari negara-negara sekutu Porosnya dan melakukan sebuah perang koalisi di Front Timur. Sebuah petualangan militer yang membawa bencana pun dimulai.

BULAN SABIT DAN SWASTIKA


Penulis                   Nino Oktorino
Judul                      Bulan Sabit dan Swastika 
Subjudul                Kisah Legiun Muslim Soviet Hitler
Penerbit                 Elex Media Komputindo
Ukuran                   19 x 23 cm
Halaman                172
ISBN/EAN             9786020412313  

Dalam historiografi Soviet dan kemudian historiografi Rusia, Perang Dunia II disebut sebagai Velikaya Otechestvennaya Voina (Perang Patriotik Besar). Hingga titik tertentu, perang tersebut dikatakan telah memperkuat persatuan antara bangsa Soviet dan rezim Stalin sesudahnya. Namun, di sisi lain, rezim Komunis juga menyaksikan oposisi di dalam dan di luar negeri selama tahun-tahun peperangan itu, yang tidak tampak sebelum dan setelah Perang Dunia II. Sebagian dari oposisi tersebut muncul akibat dari kebijakan sewenangwenang rezim Stalin. Sebagian lagi merupakan perlawanan lanjutan dari pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil akhir Perang Saudara Rusia (1917–1923), yang telah mendirikan berbagai kelompok oposisi di pengasingan di kota-kota Eropa seperti Warsawa, Berlin, Paris dan Ankara. Kubu oposisi ini memperoleh momentumnya ketika Hitler menyerbu Uni Soviet pada tanggal 22 Juni 1941. 

Tanpa menyadari tujuan kolonial Hitler di Timur, jutaan warga Soviet menyambut baik propaganda Jerman yang menjanjikan kepada mereka pembebasan dari Stalinisme. Bahkan, lebih dari satu juta orang dari warga Soviet kemudian bertugas dalam Wehrmacht. Di antara mereka terdapat sekitar 400.000 orang Muslim Soviet.

Namun, saat Nazi memutuskan untuk merekrut para tawanan Soviet, para tawanan Muslim menyediakan basis perekrutan terbesar bagi unit-unit pekerja dan tempur ”pribumi”, termasuk barisan Ostlegion (Legiun Timur, unit-unit yang direkrut dari minoritas non-Slavia). Ketika Hitler kemudian memainkan kartu pan-Turan dan pan-Islam, kaum Muslim Soviet di Krim dan Kaukasus Utara memberikan sambutan hangat dan menyediakan ribuan pemudanya untuk bertugas dalam unit-unit keamanan Reich Ketiga dan melakukan ”tugas-tugas kotor” Nazi seperti memburu kaum partisan, melakukan ekspedisi penghukuman serta terlibat dalam aksi genosida terhadap kaum Yahudi dan Jipsi Soviet. Mereka juga dijadikan tenaga bantu militer bagi pasukan Jerman di garis depan.

Inilah kisah mereka ....