Minggu, 01 Oktober 2017
CHEL HA’AVIR: Angkatan Udara Israel
Penulis Nino Oktorino
Judul Chel Ha’avir
Subjudul Angkatan Udara Israel
Penerbit Elex Media Komputindo
Ukuran 19 x 23 cm
Halaman 192
ISBN/EAN 9786020448077
Israel adalah sebuah negara kecil yang dikelilingi oleh negara-negara tetangga yang berusaha menghancurkannya sejak kelahirannya pada tanggal 15 Mei 1948. Negara-negara Arab menganggap tanah di mana Israel berdiri adalah milik mereka, yang secara tidak adil dirampas dari tangan merekaoleh Inggris. Pasukan Arab berkali-kali berusaha merongrong negara Yahudi itu lewat berbagai tindakan yang sangat bermusuhan maupun usaha-usaha yang lebih halus. Selama hampir tujuh dasawarsa setelah pendirian negara Israel, warga negaranya harus berjuang menghadapi empat peperangan besar (1948, 1956, 1967 dan 1973), berbagai konflik yang penting (termasuk Perang Atrisi, perang-perang di Lebanon) dan ribuan pertempuran lokal maupun aksi melawan teroris. Chel Ha’Avir (Angkatan Udara Israel) memainkan sebuah peranan besar dalam sebagian besar aksi militer ini.
Kamis, 20 Juli 2017
DI BAWAH MATAHARI TERBIT
Penulis Nino Oktorino
Judul Di Bawah Matahari Terbit
Subjudul Sejarah Pendudukan Jepang di Indonesia 1941-45
Penerbit Elex Media Komputindo
Ukuran 14 x 21 cm
Halaman 300
ISBN/EAN 9786020288116
Kemerdekaan Indonesia mulai terbentuk perwujudannya dengan kedatangan pasukan Jepang.Kekalahan Sekutu yang begitu cepat meyakinkan bangsa Indonesia bahwa kekuasaan Belanda tidaklah bersifat kekal.Namun,Jepang juga membuat banyak perubahan struktural dalam masyarakat Indonesia. Secara sengaja atau tidak sengaja, hal tersebut memastikan bahwa kekuasaan Belanda tidak akan pernah pulih kembali di Indonesia. Semua orang Eropa dan kebanyakan orang Indo-Eropa dengan cepat disingkirkan ke dalam kampkamp tawanan.
Singkatnya, masa pendudukan Jepang membuat bangsa Indonesia memiliki kesadaran politik untuk menolak penjajahan, membiasakan para pemimpin pergerakan untuk memegang kepemimpinan politik secara nasional, dan menyiapkan bangsa Indonesia untuk melakukan perlawanan persenjata guna memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.
MESIN MILITER HITLER
Penulis Nino Oktorino
Judul Mesin Militer Hitler
Subjudul Waffen-SS dan Luftwaffe
Penerbit Elex Media Komputindo
Ukuran 14 x 21 cm
Halaman 364
ISBN/EAN 9786020295381
Setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I, Sekutu yang menang perang mendiktekan Perjanjian Versailles, yang di antaranya berisi ketentuan pembatasan kekuatan militer negeri itu: tentara Jerman dibatasi jumlahnya hingga 100.000 orang saja, ditambah 15.000 orang pelaut. Jerman juga dilarang memiliki kapal selam, tank dan meriam berat sementara angkatan udaranya dibubarkan.
Sekalipun dari luar tampaknya mematuhi Perjanjian Versailles, para pemimpin Reichswehr, tentara baru Jerman pasca-perang, sebenarnya mengakali banyak ketentuan yang dipaksakan oleh Sekutu kepada Jerman. Di bawah kepemimpinan Hans von Seeckt, Reichswehr membangun sebuah inti angkatan udara rahasia di Rusia lewat kolaborasi dengan rezim Komunis Uni Soviet. Selain itu, sementara membentuk sebuah kader kepemimpinan elite baru dari orang-orang terbaik yang diizinkan bergabung dengan Reichswehr, von Seeckt secara diam-diam memelihara kekuatan cadangan yang besar dalam apa yang secara longgar disebut sebagai Freikorps—berbagai perkumpulan veteran dan pendukung sayap kanan yang anti-komunis.
Hitler dan kaum Nazi di kemudian hari memetik keuntungan besar dari kebijakan rahasia von Seeckt ini. Dari kalangan Freikorps, Hitler menarik banyak orang yang menjadi inti dari cikal bakal pasukan elitenya, Waffen-SS. Sementara itu, dengan bantuan Hermann Göring, ia kemudian membangun angkatan udara Jerman yang baru, Luftwaffe, dengan menggunakan banyak spesialis yang telah dididik di Rusia lewat program rahasia von Seeckt.
Setelah Hitler berkuasa dan membatalkan Perjanjian Versailles, Luftwaffe dan Waffen SS dijadikan barisan militer kesayangan sang Führer. Hal ini sebagian dikarenakan, dibandingkan Heer (Angkatan Darat) dan Kriegsmarine (Angkatan Laut) Jerman, kedua kekuatan bersenjata itu relatif telah dinazifikasikan: Waffen-SS merupakan sebuah formasi militer Partai Nazi sementara Göring, tokoh terpenting Nazi kedua setelah Hitler, memimpin Luftwaffe. Selama Perang Dunia II, baik Luftwaffe maupun Waffen-SS sendiri menjadi mesin militer dan mesin teror andalan Hitler dalam perang penaklukannya. Inilah kisah mereka.
FORGOTTEN LEGIONS
Penulis Nino Oktorino
Judul Forgotten Legions
Subjudul Kisah Pasukan Sekutu Poros di Front Timur
Penerbit Elex Media Komputindo
Ukuran 19 x 23 cm
Halaman 236
ISBN/EAN 9786020439600
Tidak seperti Blitzkrieg di Polandia, Norwegia, Denmark, Negara-negara Rendah dan Prancis, serangan Hitler ke Uni Soviet pada tanggal 22 Juni 1941 terseok-seok di hamparan luas tanah di sebelah barat Rusia. Terkejut dengan kegigihan perlawanan dan besarnya kekuatan militer Tentara Merah, orang Jerman menemukan dirinya terperosok ke dalam perang yang berlarut-larut dan menelan korban besar. Hitler menyadari bahwa ia harus meminta bantuan pasukan dari negara-negara sekutu Porosnya dan melakukan sebuah perang koalisi di Front Timur. Sebuah petualangan militer yang membawa bencana pun dimulai.
BULAN SABIT DAN SWASTIKA
Penulis Nino Oktorino
Judul Bulan Sabit dan Swastika
Subjudul Kisah Legiun Muslim Soviet Hitler
Penerbit Elex Media Komputindo
Ukuran 19 x 23 cm
Halaman 172
ISBN/EAN 9786020412313
Dalam historiografi Soviet dan kemudian historiografi Rusia, Perang Dunia II disebut sebagai Velikaya Otechestvennaya Voina (Perang Patriotik Besar). Hingga titik tertentu, perang tersebut dikatakan telah memperkuat persatuan antara bangsa Soviet dan rezim Stalin sesudahnya. Namun, di sisi lain, rezim Komunis juga menyaksikan oposisi di dalam dan di luar negeri selama tahun-tahun peperangan itu, yang tidak tampak sebelum dan setelah Perang Dunia II. Sebagian dari oposisi tersebut muncul akibat dari kebijakan sewenangwenang rezim Stalin. Sebagian lagi merupakan perlawanan lanjutan dari pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil akhir Perang Saudara Rusia (1917–1923), yang telah mendirikan berbagai kelompok oposisi di pengasingan di kota-kota Eropa seperti Warsawa, Berlin, Paris dan Ankara. Kubu oposisi ini memperoleh momentumnya ketika Hitler menyerbu Uni Soviet pada tanggal 22 Juni 1941.
Tanpa menyadari tujuan kolonial Hitler di Timur, jutaan warga Soviet menyambut baik propaganda Jerman yang menjanjikan kepada mereka pembebasan dari Stalinisme. Bahkan, lebih dari satu juta orang dari warga Soviet kemudian bertugas dalam Wehrmacht. Di antara mereka terdapat sekitar 400.000 orang Muslim Soviet.
Namun, saat Nazi memutuskan untuk merekrut para tawanan Soviet, para tawanan Muslim menyediakan basis perekrutan terbesar bagi unit-unit pekerja dan tempur ”pribumi”, termasuk barisan Ostlegion (Legiun Timur, unit-unit yang direkrut dari minoritas non-Slavia). Ketika Hitler kemudian memainkan kartu pan-Turan dan pan-Islam, kaum Muslim Soviet di Krim dan Kaukasus Utara memberikan sambutan hangat dan menyediakan ribuan pemudanya untuk bertugas dalam unit-unit keamanan Reich Ketiga dan melakukan ”tugas-tugas kotor” Nazi seperti memburu kaum partisan, melakukan ekspedisi penghukuman serta terlibat dalam aksi genosida terhadap kaum Yahudi dan Jipsi Soviet. Mereka juga dijadikan tenaga bantu militer bagi pasukan Jerman di garis depan.
Inilah kisah mereka ....
Senin, 16 Januari 2017
BAND OF ARYANS: Kisah Legiun Jermanik Hitler
Penulis Nino Oktorino
Judul Band of Aryans
Subjudul Kisah Legiun Jermanik Hitler
Penerbit Elex Media Komputindo
Ukuran 19 x 23 cm
Halaman 172
ISBN/EAN 9786020299693
Ketika Hitler menyerbu Uni Soviet, ia berusaha menyamarkan motifnya dengan melancarkan suatu kampanye propaganda yang menggambarkan agresinya sebagai sebuah Perang Suci Eropa melawan Kominisme. Himmler dipercayai untuk membentuk legiun-legiun sukarelawan bagi Waffen-SS yan bertempur di Front Timur, yang dipilihnya dari bangsa-bangsa yang disebut sebagai Jermanik: orang Belanda, vlam, Denmark, dan Norwegia-yang kemudian ditambah para sukarelawan Swiss, Swedia, Liechtenstein dan beberapa orang Inggris serta Breton-Prancis.
Band of Aryans mengisahkan dengan rinci mengenai motivasi, asal mula dan karier militer dari para sukarelawan yang memilih untuk mengabdi pada Hitler serta bertempur dan mati di Front Timur ini.
Langganan:
Postingan (Atom)